Peneliti Universitas Gadjah Mada (UGM) mengembangkan inovasi teknologi modul flight controller pesawat tanpa awak autopilot “Edrones”. Flight controller ini kompatibel di berbagai wahana dan sebagian besar komponen yang digunakan dari dalam negeri.
“Edrones merupakan modul flight controller untuk drone yang dibuat secara mandiri dengan kemampuan terbang secara autonomus sesuai dengan misi yang diberikan,” ungkap Andi Dharmawan, pengembang Edrones baru-baru ini.
Flight controller ini didesain untuk berbagai jenis drone maupun UAV. Misalnya multirotor, fixed wing dan juga pesawat Vertical Takeoff and Landing (VTOL). Dibangun diatas diatas mikrokontroler produksi STMicroelectronics keluarga SMT32F4 dan juga companion computer Banana M2 Zero.
Andi menjelaskan flight controller ini memiliki fitur yang berbeda pada masing-masing jenis drone atau UAV. Untuk jenis fixed wing dilengkapi dengan fitur stabiliser, altitude hold, heading lock, serta navigasi penerbangan autonomus. Sementara pada jenis multirotor memiliki fitur stabiliser, altitude hold, heading lock, dan way point.
“Sedangkan pada pesawat VTOL dilengkapi dengan fitur seperti stabiliser, altitude hold, position hold, dan hybride mode,”ungkap dosen prodi Elektronika dan Instrumentasi UGM ini.
Edrones autopilot ini memiliki sejumlah keunggulan seperti kompatibel di berbagai wahana dan sebagian besar komponen yang digunakan dari dalam negeri. Selain itu juga dapat diintegrasikan dengan single board computer dan mendukung dengan Artificial Intelegence.
“Alogaritma sistem kendali juga kita kembangkan secara mandiri dari nol,”sebutnya sembari menambahkan pengembangan dilakukan bersama peneliti lain dari Program Studi Elektronika dan Instrumentasi Departemen Ilmu Komputer dan Elektronika FMIPA.
Sementara untuk perawatan dan layanan purna jual juga mudah. Disamping hal tersebut, pengguna tidak perlu cemas akan adanya pencurian data ke luar negeri.
Comments